Dalam aturan tata kebahasaan Bahasa Inggris (grammar), terdapat salah satu aturan penting yang tidak bisa tidak kita terapkan. Aturan tersebut adalah to be. To be adalah kata kerja yang menghubungkan subjek (I/You/We/They/He/She/It) dengan objeknya.
Untuk setiap subjek memiliki to be yang berbeda. I menggunakan am, You/We/They menggunakan are, dan He/She/It menggunakan is. Berbeda dengan subjek yang lain, I memiliki to be yang mutlak yaitu am. Contoh kalimatnya :
I am a writer (Saya adalah seorang penulis)
I am watching a TV Show (Saya sedang menonton acara TV)
Kedua kalimat tersebut merupakan dua bentuk kalimat yang berbeda, namun memuat I bersama to be-nya, am. Kalimat pertama merupakan bentuk kalimat present tense dengan rumus subject + to-be + object, menggambarkan sesuatu yang biasa terjadi atau terjadi secara berulang-ulang. Contohnya kegiatan sehari-hari, pekerjaan, dan lain-lain.
Sedangkan kalimat kedua merupakan contoh kalimat present continous tense dengan rumus subject + to-be + verb 1 + -ing + object dimana bentuk kalimat ini menjelaskan tentang kegiatan yang sedang berlangsung atau sedang dilakukan. Jika diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia, to-be am pada dua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda. Pada kalimat pertama, am bisa diterjemahkan sebagai adalah. Berbeda dengan kalimat kedua, am bisa diartikan sebagai sedang atau sementara melakukan.
Penggunaan I dan I am (biasa disingkat I’m) tentu punya tujuan berbeda sesuai dengan makna kalimat yang hendak disampaikan. Seringkali, orang yang sedang belajar Bahasa Inggris tidak memperhatikan perbedaan penggunaan I dan I’m sehingga kalimat yang terbentuk akan rancuh dan diartikan salah oleh lawan bicara.
Berikut ini adalah pembahasan mengenai perbedaan antara I dan I’m dalam kalimat Bahasa Inggris.
1. Makna
Jika diartikan secara harafiah, I berarti saya/aku. Berbeda dengan I am yang berarti Saya adalah- atau Saya sedang melakukan-.
2. Bentuk
Selain maknanya, bentuknya pun tidak bisa disamakan. I merujuk pada kata ganti orang pertama tunggal atau bisa juga dianggap sebagai kata benda (nouns). I am bisa dikategorikan sebagai present tense yang lengkap karena tanpa diberikan object atau keterangan kalimat I am sudah bisa menyampaikan pesan secara ringkas dan jelas.
3. Kegunaan
Sudah jelas dari bentuk dan maknanya yang berbeda, tentunya keduanya juga memiliki kegunaan yang berbeda. I yang bermakna saya atau aku digunakan untuk menyebut/merujuk orang yang sedang berbicara atau si penulis jika terdapat dalam tulisan. I am yang sudah merupakan kalimat lengkap dapat dilihat perbedaan kegunaannya dengan I am dalam contoh percakapan di bawah ini:
A: Is it okay if I sit here? (Apa tidak apa-apa jika saya duduk di sini?)
B: Yes, sure, it is not a problem. (Ya, tentu. Tidak masalah)
A: Alright, Thanks! Are you the teacher of this class? (Baiklah, trims! Apakah kamu guru di kelas ini?
B: Yes, I am! (Ya, itu saya/sayalah itu [guru di kelas ini])
Bisa dilihat dari percakapan tersebut, A menggunakan I sebagai kata ganti untuk menyebutkan dirinya dalam kalimat. Berbeda dengan saat B menggunakan I am sebagai kalimat konfirmasi atas apa yang ditanyakan A mengenai posisinya sebagai guru di kelas.
Itulah 3 perbedaan I dan I’m dalam Bahasa Inggris. Meskipun terkesan remeh, menyalah gunakan kedua istilah ini akan sangat mempengaruhi persepsi orang mengenai pesan atau kalimat yang hendak disampaikan. Mungkin pengaruhnya tidak begitu terlihat saat melakukan percakapan secara lisan/langsung bertatap muka.
Namun dalam penggunaan I dan I’m untuk tujuan akademis yang bersifat tertulis, formal, dan ilmiah, pastikan untuk jangan sampai salah memasukkan dalam kalimat.