Banyak cara untuk mengungkapkan perasaan seseorang, salah satunya melalui puisi. Puisi adalah kumpulan baris atau bait yang mempunyai ciri khusus.
Seperti puisi dalam Bahasa Indonesia, puisi Bahasa Inggris juga punya ciri khas yaitu ia ditulis dengan kata-kata kiasan atau majas dan mempunyai rima (rhyme) atau akhir bunyi yang sama di akhir baris. Setiap puisi mempunyai pesan yang ingin disampaikan penulisnya. Di bawah ini adalah contoh puisi yang bercerita tentang hujan dan artinya.
- There will come soft rain
(Akan datang hujan yang lembut)
by Sara Teasdale
There will come soft rain and the smell of the ground,
(Akan datang hujan yang lembut dan beraroma tanah)
And swallows circling with their shimmering sound;
(Dan burung layang-layang berputar dengan suara gemerlapan)
And frogs in the pools singing at night,
(Dan katak-katak di kolam bernyanyi di malam hari)
And wild plum trees in tremulous white;
(Dan pohon plum liar yang gemetar)
Robins will wear their feathery fire,
(Burung murai akan mengenakan api yang lembut seperti bulu)
Whistling their whims on a low fence-wire;
(Bersiul-siul tingkah mereka pada kawat pagar yang rendah)
And not one will know of the war, not one
(Dan tidak seorangpun tahu perang itu, tidak ada)
Will care at last when it is done.
(Akankah peduli di saat terakhir ketika semua telah berakhir)
Not one would mind, neither bird nor tree,
(Tidak ada yang tidak berkeberatan, tidak juga burung atau pohon)
If mankind perished utterly;
(Jika umat manusia tewas seketika)
And Spring herself, when she woke at dawn
(Dan mengejutkan dia sendiri, saat dia terbangun di waktu fajar)
Would scarcely know that we were gone.
(Akan sayup-sayup mengetahui bahwa kita telah pergi)
- Rain
(Hujan)
by Robert Louis Stevenson
The rain is raining all around,
(Hujan telah membasahi semuanya)
It falls on field and tree,
(Dia menghujani ladang dan pohon)
It rains on the umbrellas here,
(Dia menghujani payung-payung disini)
And on the ships at sea.
(Dan perahu-perahu di laut)
- A night rain in Summer
(Malam Berhujan di Musim Panas)
by James Henry Leigh Hunt
Open the window, and let the air
(Bukalah jendela, dan biarkan udara masuk)
Freshly blow upon face and hair,
(Dengan penuh kesegaran menerpa wajah dan rambut)
And fill the room, as it fills the night,
(Dan memenuhi ruangan, seperti memenuhi malam)
With the breath of the rain’s sweet might.
(Dengan tarikan nafas hujan yang manis)
Hark! the burthen, swift and prone!
(Dengar! Beban, melayang dan pergi!)
And how the odorous limes are blown!
(Dan betapa wanginya lemon yang semerbak!)
Stormy Love’s abroad, and keeps
(Kepergian cinta yang kuat, dan bertahan)
Hopeful coil for gentle sleeps.
(Penuh harapan berliku untuk tidur yang tenang)
Not a blink shall burn to-night
(Tidak kejapan mata yang membara malam ini)
In my chamber, of sordid light;
(Di tempat tidurku, dari cahaya yang kotor)
Nought will I have, not a window-pane,
(Sia-sia akan kupunya, bahkan sebuah kaca jendela)
‘Twixt me and the air and the great good rain,
(Antara aku dan udara dan hujan yang besar)
Which ever shall sing me sharp lullabies;
(Yang seharusnya menyanyikanku ninabobok)
And God’s own darkness shall close mine eyes;
(Dan kegelapan Tuhan sendiri begitu dengan dengan mataku)
And I will sleep, with all things blest,
(Dan aku akan tidur, dengan segala berkah)
In the pure earth-shadow of natural rest.
(Pada bayangan bumi yang suci dari istirahat yang alami)
- When the sun comes after rain
(Saat matahari muncul setelah hujan)
by Robert Louis Stevenson
When the sun comes after rain
(Saat matahari muncul setelah hujan)
And the bird is in the blue,
(Dan burung di atas langit)
The girls go down the lane
(Dan para gadis berjalan di jalan pedesaan)
Two by two.
(Berdua-dua)
When the sun comes after shadow
(Saat matahari muncul setelah membayangi)
And the singing of the showers,
(Dan bersenandung saat hujan)
The girls go up the meadow,
(Para gadis pergi ke padang rumput)
Fair as flowers.
(Cantik seperti bunga-bunga)
When the eve comes dusky red
(Saat malam muncul merah kehitam-hitaman)
And the moon succeeds the sun,
(Dan rembulan menggantikan matahari)
The girls go home to bed
(Para gadis pulang ke rumah untuk tidur)
One by one.
(Satu per satu)
And when life draws to its even
(Dan saat hidup menggambarkan dirinya)
And the day of man is past,
(Dan hari seorang lelaki telah berlalu)
They shall all go home to heaven,
(Mereka semua pulang ke surga)
Home at last.
(Di rumah untuk saat terakhir)
- An Autumn Rain Scene
(Sebuah Pemandangan hujan musim gugur)
by Thomas Hardy
There trudges one to a merry-making
(Perjalanan yang melelahkan untuk bersukaria)
With sturdy swing,
(Dengan ayunan yang kokoh)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
To fetch the saving medicament
(Mengambil obat-obatan)
Is another bent,
(Merupakan tekad yang lain)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
One slowly drives his herd to the stall
(Sesorang mengendarai kuda dengan pelan ke kandang)
Ere ill befall,
(Sebelum terkena penyakit)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
This bears his missives of life and death
(Ini menahan berat hidup dan matinya)
With quickening breath,
(Dengan mempercepat bernafas)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
One watches for signals of wreck or war
(Seseorang mencari tanda-tanda dari kerusakan atau peperangan)
From the hill afar,
(Dari bukit yang jauh)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
No care if he gain a shelter or none,
(Tidak ada yang peduli jika dia mencapai tempat perlindunhan atau tidak)
Unhired moves on,
(Tanpa persewaan untuk pindah)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
And another knows nought of its chilling fall
(Dan yang lain tahu semua ini sia-sia di musim dingin)
Upon him at all,
(Atas dia)
On whom the rain comes down.
(Pada siapa yang terkena hujan)
- Before summer rain
(Sebelum musim panas turun hujan)
by Rainer Maria Rilke
Suddenly, from all the green around you,
(Tiba-tiba, dari seluruh lapangan hijau di sekitarmu)
something-you don’t know what-has disappeared;
(Sesuatu, yang tak kamu ketahui telah hilang)
you feel it creeping closer to the window,
(Kami merasakannya merayap lebih dekat ke jendela,)
in total silence. From the nearby wood
(Penuh kesunyian. Dari hutan terdekat)
you hear the urgent whistling of a plover,
(Kamu mendengar siulan burung laut,)
reminding you of someone’s Saint Jerome:
(Mengingatkannu akan seseorang bernama Saint Jerome)
so much solitude and passion come
(Begitu sunyi dan kuat mendatangi)
from that one voice, whose fierce request the downpour
(Dari sebuah suara, akan permintaan hujan lebat)
will grant. The walls, with their ancient portraits, glide
(Akan mengabulkan. Dinding-dinding, dengan gambar kuno, terbang)
away from us, cautiously, as though
(Jauh dari kita, dengan hati-hati)
they weren’t supposed to hear what we are saying.
(Mereka tidak diharapkan untuk mendengar apa yanh kita katakan)
And reflected on the faded tapestries now;
(Dan merefleksikan permadani yang bercahaya sekarang)
the chill, uncertain sunlight of those long
(Rasa dingin, cahaya matahari yang tak tentu seberapa lama)
childhood hours when you were so afraid.
(Masa kanak-kanak saat kamu begitu takut)
Untuk memahami puisi dengan baik adalah memperhatikan makna konotasi setiap kata. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami kosa kata Bahasa Inggris dengan baik. Selain itu, puisi juga tidak selalu memenuhi standar grammar Bahasa Inggris, karena puisi adalah karya sastra atau literature yang mempunyai tingkat kebebasan yang cukup tinggi dibandingkan jenis teks lain.